Optimis Menatap
Masa Depan Bangsa
oleh: Catur Sugiarto
oleh: Catur Sugiarto
Kita patut bersyukur dilahirkan
di Indonesia, di negeri yang luas dan kaya akan sumber alam dan budaya. Kita
patut bangga menjadi warga Indonesia, di negeri lahirnya orang hebat kelas
dunia seperti Soekarno, Widjojo Nitisastro dan Sri Mulyani. Kita patut berbesar
hati di sini karena di negeri ini telah dilahirkan calon pemimpin besar bangsa,
mereka adalah yang sadar bahwa negeri ini harus segera dimajukan, mereka adalah
Kita.
Dalam bukunya yang berjudul Asia
Future Shock, Michael Backman (2008) menggambarkan kondisi Asia, tak terkecuai
Indonesia. Ekonom yang berspesialisasi di bidang Asia ini menggambarkan tentang
bagaimana Asia akan menjadi bagian penting dari dunia. Pada tahun 2020 Asia
diprediksi akan menyumbang 43% perekonomian dunia, naik dari 35% pada tahun
2005. Namun, yang harus dicermati adalah pernyataan backman bahwa perekonomian
Indonesia sudah berkurang arti pentingnya bagi perekonomian dunia dan bahkan semakin
tidak penting lagi.
Backman menyatakan bahwa upah di
Indonesia rendah, tetapi gara-gara korupsi, biaya berbisnis menjadi mahal.
Korupsi terjadi di mana-mana, pungli terjadi di mana-mana, terlalu ruwet
mengurus segala sesuatu dan rendah transparasi. Terlalu banyak formulir yang
harus diisi, yang artinya terlalu banyak peluang bagi pejabat untuk meminta
suap dan terlalu banyak “fasilitator” dan “konsultan” yang harus dijejalkan
dalam biaya bisnis. Salah satu masalah besar dalam melawan korupsi adalah rakyat
Indonesia sendiri bersikap fleksibel terhadap korupsi, yaitu masyarakat
memandang sah-sah saja pejabat memanfaatkan kedudukannya untuk memperkaya diri
dan baru dianggap korupsi jika yang diambilnya adalah uang dalam jumlah besar.
Kecelakaan dan bencana alam yang sering terjadi adalah faktor
lain yang membuat Indonesia semakin tidak penting. Namun, backman lebih
menekankan pada praktik korupsi yang sering terjadi. Menurutnya, Mengurangi
korupsi dan meningkatkan transparasi merupakan tantangan untuk kunci perbaikan perekonomian
Indonesia, sayangnya Indonesia tidak menunjukkan kesiapan menerima tantangan
itu. Benarkah?
Penulis rasa ada beberapa poin
yang salah dengan pernyataan backman. Indonesia adalah bagian penting dari
perekonomian dunia dan bahkan semakin penting. Hal ini terbukti dengan
terpilihnya Indonesia sebagai ketua Asean. OECD juga memprediksi bahwa
Indonesia akan memimpin pertumbuhan ekonomi di Asean selama lima tahun
mendatang. Hal lain yang menunjukkan pentingnya Indonesia adalah
keikutsertaannya dalam G20 dan OECD. Bahkan, Indonesia kebal terhadap krisis
dunia di tahun 2008.
Indonesia juga siap untuk
mengurangi korupsi dan meningkatkan transparansi. Buktinya Corruption Perception Index (CPI) Indonesia naik dari 2,0 pada
tahun 2004 menjadi 3,00 pada tahun 2011. Padahal kita tahu bahwa di tahun-tahun
tersebut tejadi desentralisasi fiskal, uang negara dikuasakan kepada daerah dalam
jumlah yang besar. Indonesia juga semakin transparan, dari tidak ada provinsi
yang memperoleh opini WTP pada tahun 2008 menjadi 6 provinsi memperoleh WTP
pada tahun 2011. Pertumbuhan CPI dan transparasi memang agak lambat, tapi
perubahan kearah lebih baik itu tetaplah
ada.
Indonesia akan menjadi penting
di dunia ini dan bahkan semakin penting. Sudah saatnya semua elemen bangsa
bergerak cepat untuk kemajuan, termasuk kita para pemuda. Kita harus berlari
cepat dengan perencanaan yang baik karena dunia terlalu cepat berubah untuk
mereka yang tanpa pernecanaan, apalagi untuk mereka yang gemar menunda-nunda.
Kenapa korupsi?
ReplyDeleteKarena nafsu besar tenaga kurang
Pernah tidak berfikir dengan kata2 kuno seperti ini lagi?
Karena tenaga kurang, nafsu secara relatif menjadi besar
Atau sebaliknya karena nafsu terlalu besar, tenaga secara relatif menjadi kecil
Kedua dua nya bisa terjadi sekaligus pada seseorang atau pun pada suatu bangsa
Bagaimana dengan tenaga kurang?, yaitu daya beli kurang karena produktifitas nya kurang
Produktifitas perorangan dan produktifitas kita sebagai sebuah bangsa relatif rendah sekali kalau dibanding negara2 maju Norwegia, Swiss dst
Bagaimana itu?,karena produktifitas bangsa kita tidak bernilai tambah tinggi
Produktifitas yang hanya mengeksploitasi sumber alam mentah seperti pohon di hutan ditebang dan di jual, bahkan pembelinya membawa orang sendiri dengan gergajinya, truknya,uangnya,dan kapalnya, kita terima mentah saja beberapa perak, itupun untuk beberapa orang pejabat tinggi saja dan antek2nya di republik ini
Apalagi? you name it, fossil oil, batubara, emas, mangan,tembaga,kelapa sawit, cokelat,ikan yang dilaut nickel ya semuanya itulah.
Kita dapet sih duit, tapi ya seginilah yang tersisa untuk rakyat
Sementara kehidupan produksi dan konsumsi serta gaya hidup masyarakat dunia terus mengalami kemajuan yang sangat tinggi, Korea China India Malaysia Taiwan dst, dan dengan keterbukaan ekonomi bangsa2 sekarang ini, serta teknologi komunikasi dan informasi< produk dan jasa2 bernilai tambah tinggi iitu hadir serta merta didepan pintu kita.
Bagaimana mndapatkannya??, mencuri uang negara dsb adalah jalan satu2nya
Percayalah, tidak ada teori yang lebih hebat dari ini lagi, wanna chalenge???!!!