Friday, 3 August 2012

Catatan Mahasiswa Galau: Cerdas, Modal Awal


Catatan Mahasiswa Galau: Cerdas, Modal Awal
Riyan Al Fajri

                “Kita tidak perlu cerdas untuk mengakui bahwa Korupsi itu jahat, tapi kita perlu menjadi cerdas untuk mengetahui itu tindakan korupsi”
                Generasi silih berganti, tua menjadi abu, muda menjadi tua, tradisi diwariskan kepada sang pengganti. Rantai itu seperti tidak akan terputus. Kita menakutkan ini juga terjadi pada tindakan korup pejabat negeri ini. akan menjadi lucu jika muncul istilah pewarisan korupsi.
Hilang satu  berganti generasi
Tuhanpun jengah melihat keirian hati
Sudah tua dekatpun dengan mati
Yang terwariskan bukan ilmu tapi korupsi
Negeri kian panas terbakar dalam api
Api gelora nafsu korupsi
                Lihat kedalam, menelisik ke relung hati yang tiada bertepi. Hati menjadi kunci, penghalang sejati untuk tindakan korupsi. Kita meyakini bahwa korupsi akan membunuh anak negeri, tapi segelintir orang menyukai. Menyukai? Menyukai memakan bangkai anak negeri?
                Lucu memang kita sadari, ini bukan pertanda suci. Hati terkadang termaknai kebimbangan pribadi. Tentang siapa dan bagaimana menyelamatkan diri dari korupsi. Niat yang tiada bertepi akan menjadi bara api tanpa ilmu yang menemani. Ilmu katamu?
                Jutaan anak tidak mendapat pendidikan layak dan kita dituntut untuk berilmu. Dana sekolah hilang dimakan binatang liar, dana pendidikan lenyap disulap harta pribadi, dana kemiskinan raib dijarah keserakahan. Dan kita masih berbicara ilmu?
                Ya tentu. Korupsi itu sederhana. Mengambil bukan hak dan adanya konflik kepentingan. Budaya kita memberikan hadiah adalah hal utama. Tapi dengan maksud dan tujuan itu tindakan bahaya. Ya bahaya. Tindakan yang akan menyebabkan korupsi. Kata Undang-undang itu bernama gratifikasi. Kita bisa berkata itu demi saudara satu kampung, tapi kita jadi salah jika tiba-tiba urusan jadi rampung.
                Hati kita tanam kebencian pada korupsi, ilmu kita tambah agar mengetahui jenis korupsi. Agar tidak ada yang berbuat salah, agar tidak ada yang masuk negara. Keyakinan hati menghindari korupsi jadi tiada berarti jika tiada ilmu yang mengisi. Korupsi itu ada yang jelas dan ada pula yang abu-abu. Untuk yang jelas bisa kita hindari, untuk yang abu-abu, kita tahu?
Bukan hanya soal hati untuk membenci tindakan korupsi
Karena hati sudah tentu membenci
Tambah keyakinan dengan ilmu yang tiada bertepi
Dengan mengikuti Kuliah anti korupsi
Dari Spesialisasi Anti Korupsi
Bersama mewujudkan Indonesia bersih dari Korupsi

No comments:

Post a Comment