Catatan Mahasiswa
Galau: Cerdas, Modal Awal
Riyan Al Fajri
“Kita tidak perlu cerdas untuk mengakui
bahwa Korupsi itu jahat, tapi kita perlu menjadi cerdas untuk mengetahui itu
tindakan korupsi”
Generasi
silih berganti, tua menjadi abu, muda menjadi tua, tradisi diwariskan kepada
sang pengganti. Rantai itu seperti tidak akan terputus. Kita menakutkan ini
juga terjadi pada tindakan korup pejabat negeri ini. akan menjadi lucu jika
muncul istilah pewarisan korupsi.
Hilang satu berganti generasi
Tuhanpun jengah melihat keirian hati
Sudah tua dekatpun dengan mati
Yang terwariskan bukan ilmu tapi korupsi
Negeri kian panas terbakar dalam api
Api gelora nafsu korupsi
Lihat
kedalam, menelisik ke relung hati yang tiada bertepi. Hati menjadi kunci,
penghalang sejati untuk tindakan korupsi. Kita meyakini bahwa korupsi akan
membunuh anak negeri, tapi segelintir orang menyukai. Menyukai? Menyukai
memakan bangkai anak negeri?
Lucu
memang kita sadari, ini bukan pertanda suci. Hati terkadang termaknai
kebimbangan pribadi. Tentang siapa dan bagaimana menyelamatkan diri dari
korupsi. Niat yang tiada bertepi akan menjadi bara api tanpa ilmu yang
menemani. Ilmu katamu?
Jutaan
anak tidak mendapat pendidikan layak dan kita dituntut untuk berilmu. Dana
sekolah hilang dimakan binatang liar, dana pendidikan lenyap disulap harta
pribadi, dana kemiskinan raib dijarah keserakahan. Dan kita masih berbicara
ilmu?
Ya
tentu. Korupsi itu sederhana. Mengambil bukan hak dan adanya konflik
kepentingan. Budaya kita memberikan hadiah adalah hal utama. Tapi dengan maksud
dan tujuan itu tindakan bahaya. Ya bahaya. Tindakan yang akan menyebabkan
korupsi. Kata Undang-undang itu bernama gratifikasi. Kita bisa berkata itu demi
saudara satu kampung, tapi kita jadi salah jika tiba-tiba urusan jadi rampung.
Hati
kita tanam kebencian pada korupsi, ilmu kita tambah agar mengetahui jenis
korupsi. Agar tidak ada yang berbuat salah, agar tidak ada yang masuk negara.
Keyakinan hati menghindari korupsi jadi tiada berarti jika tiada ilmu yang
mengisi. Korupsi itu ada yang jelas dan ada pula yang abu-abu. Untuk yang jelas
bisa kita hindari, untuk yang abu-abu, kita tahu?
Bukan hanya soal hati untuk membenci tindakan korupsi
Karena hati sudah tentu membenci
Tambah keyakinan dengan ilmu yang tiada bertepi
Dengan mengikuti Kuliah anti korupsi
Dari Spesialisasi Anti Korupsi
Bersama mewujudkan Indonesia bersih dari Korupsi
No comments:
Post a Comment