Sebulan menahan nafsu
Menjauhi larangan Tuhan
Meningkatkan ketakwaan
Puasa dengan penuh ikhlas
Sebuah petikan lirik lagu dari Bimbo berjudul “Puasa”
Bulan Ramadhan sejatinya adalah bulan dimana kita dituntut untuk bisa menahan hawa nafsu. Nafsu untuk makan, minum, marah, berbohong bahkan nafsu untuk mengambil sesuatu yang bukan atau belum menjadi hak kita.
Teringat dulu ketika masih kecil, dengan sembunyi-sembunyi mengambil makanan di meja makan dan memakan nya dengan segera, takut ketahuan orang tua kalau kita batal puasa. Saat itu kita hanya tahu bahwa pengawasan hanya dilakukan oleh orang tua kita atau orang-orang di sekitar kita. Padahal sesungguhnya walaupun kita makan dengan sembunyi di tempat paling terpencil yang semua orangtidak tahu TETAP saja tingkah laku kita diawasi oleh Yang Maha Tahu, Allah SWT.
Dia mengawasi kita tanpa terkecuali dalam setiap detik. Bahkan daun yang berguguran pun tak lepas dari pengawasan Allah. Menyadari hal itu masihkah kita sanggup untuk berbuat bohong? Masihkah kita berani untuk tidak taat peraturan? Masihkah kita bisa mengambil sesuatu yang bukan hak kita?
Dia mengawasi kita tanpa terkecuali dalam setiap detik. Bahkan daun yang berguguran pun tak lepas dari pengawasan Allah. Menyadari hal itu masihkah kita sanggup untuk berbuat bohong? Masihkah kita berani untuk tidak taat peraturan? Masihkah kita bisa mengambil sesuatu yang bukan hak kita?
Ketika di masa lampau kita pernah melakukan kekhilafan hendaknya kita sekarang sadar. Atas kesalahan itu hendaknya kita menyesal, berjanji untuk tidak mengulanginya dan meminta maaf. Bertaubat secara sungguh –sungguh (taubat nasuha) mungkin bisa menggugurkan dosa kita di hadapan Allah. Lantas bagaimana di hadapan manusia? Bagaimana jikalau dosa yang kila perbuat berimbas pada penderitaan masyaarakat luas. Ya para koruptor itu….bisa jadi “ulah kecil” mereka tidak hanya merugikan satu atau dua orang tapi SELURUH RAKYAT INDONESIA. Karena yang mereka ambil adalah dana perbaikan gedung sekolah, dana BOS, dana peningkatan kesejahteraan masyarakat, dana pengentasan kemiskinan dan banyak jenis dana lain . Aapakah meraeka harus keliling Indonesia untuk meminta maaf kepada seluruh masyarakat? Atau dengan teknologi handphone kemudian mengirimkan pesan singkat berisi permohonan maaf kepada seluruh rakyat Indonesia? Atau menelpon meraeka satu per satu? Bisa aja sih…klo memang jari-jari tangan kita sanggup untuk memencet jutaan ribu digit nomor hp…
Semoga di bulan Ramadhan ini kita bisa meningkatkan ketakwaan kita serta menambah lagi semangat anti korupsi. Semangat Ramadhan semangat Anti Korupsi!!
Semoga Ramadhan ini jadi Ramadhan terbaik :)
Prita Widi
No comments:
Post a Comment